Minggu, Oktober 6, 2024
23.8 C
Palangkaraya

Sejak TK Terpikat Seni Menggambar dan Mewarnai

Mengenal Khairunnisa Fathya Sari, Juara Lomba Kaligrafi Kontemporer

Kecintaannya akan seni menggambar, mewarnai, dan melukis terbayar dengan raihan prestasi. Khairunnisa Fathya Sari berhasil menjadi juara 1 lomba kaligrafi kontemporer pada ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an & Hadits (MTQH) XXX tingkat Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) di Palangka Raya, beberapa waktu lalu.

AKHMAD DHANI, Palangka Raya

KHAIRUNNISA Fathya Sari tak bisa menutupi kebahagiaannya karena menjadi yang terbaik. Senyumnya terus merekah di atas panggung utama malam itu. Matanya berkaca-kaca tatkala keluarga dan teman-teman bergiliran mengabadikan momen istimewa itu bersama piala yang didapatkannya.

Fathya berhasil menjadi juara pertama lomba kaligrafi Al-Qur’an kontemporer. Sukses mengungguli peserta lain dari 13 kabupaten/kota se-Kalimantan Tengah (Kalteng). 

Dengan meraih juara pertama, remaja putri berusia 17 tahun itu otomatis terpilih menjadi kafilah Provinsi Kalteng untuk berlaga pada MTQH tingkat nasional yang akan diselenggarakan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) pada Oktober mendatang. 

Kepada Kalteng Pos, Fathya menceritakan pengalamannya sejak awal mengenal dunia kaligrafi. Tepatnya saat duduk di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 2 Palangka Raya. Kala itu ia diutus sekolah mengikuti Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) tingkat kota. 

“Awal mulanya ketika saya kelas empat pada tahun 2014 diutus sekolah untuk ikut lomba kaligrafi. Saya kira hanya lomba biasa, tapi saat sampai di tempat lomba, begitu terkejutny saya, ternyata itu STQ tingkat kota,” ujarnya kepada Kalteng Pos. “Waktu itu ada banyak peserta untuk kategori campur, mulai dari umur 5 tahun hingga 35 tahun,” tambahnya. 

Baca Juga :  Warga Tionghoa Apresiasi Perhatian Gubernur Sugianto dan Agustiar

Sejak masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak (TK), Fathya sudah menyukai dunia seni, khususnya seni lukis yang membutuhkan kemampuan menggambar dan mewarnai. 

“Sejak kecil saya memang suka menggambar dan mewarnai, dengan mengikuti lomba bisa menyalurkan hobi,” tuturnya. 

Anak pertama dari dua bersaudara pasangan Muhammad Helmi dan Yuana Zuwairida itu mengaku, awalnya menggeluti kaligrafi hanya untuk menyalurkan hobi melukis. Namun seiring bergulirnya waktu, siswi kelas XII MIPA 1 Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kota Palangka Raya ini justru makin jatuh cinta pada dunia kaligrafi, karena dapat mendalami makna ayat Al-Qur’an yang dilukis. 

“Saya dapat mendalami makna ayat-ayat Al-Qur’an yang saya lukis. Bukan hanya ayat yang dilihat, tapi juga arti dari ayat tersebut berkaitan dengan hal yang dilukis maupun yang diwarnai,” ungkapnya. 

Fathya sudah mengikuti MTQ sejak 2014 lalu. Pada pengalaman pertamanya itu, Fathya bukan mengikuti lomba seni kaligrafi kontemporer seperti yang ia menangkan saat ini, melainkan seni kaligrafi menghias mushaf (bagian naskah Al-Qur’an yang bertulis tangan). Kala itu ia hanya lolos sampai tingkat kota.

“STQ tahun 2014 merupakan pengalaman pertama saya, waktu itu diutus sekolah ikut lomba kategori hiasan mushaf, setelah mendalami kaligrafi kontemporer pada MTQ tahun 2015, saya lolos ke tingkat provinsi, sejak itulah saya mulai menekuni kaligrafi kontemporer,” ujarnya. 

Baca Juga :  Pemko Serahkan Bantuan untuk Perawatan Sandung Ngabe Soekah

Untuk mempersiapkan diri, Fathya berlatih intens selama dua minggu, dengan dibimbing langsung oleh Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Kota Palangka Raya. Satu minggu dibimbing langsung, dan satu minggu berikutnya belajar mandiri di rumah. Sebagai upaya mengembangkan skill, ia berusaha menghasilkan satu karya dalam seminggu.

“Jika ada waktu luang, sebisa mungkin minimal membuat satu karya. Karena untuk hari-hari normal saya fokus sekolah,” ujarnya. 

Keberhasilan perempuan kelahiran 2004 itu memenangkan lomba pada ajang MTQH tingkat provinsi kali ini, membuat pihak sekolah tempatnya menimba ilmu turut berbangga. Apresiasi diutarakan langsung Kepala MAN Kota Palangka Raya H Ahmad Fauzi. “Selamat untuk Khairunnisa Fathya Sari, semoga kemampuannya terus berkembang dan selalu bersemangat untuk mengukir prestasi, sekaligus memotivasi peserta didik lain untuk ikut berprestasi,” ucapnya.

Sebagai seorang peserta didik, Fathya merasa sangat bangga dapat mengukir prestasi. Yang ia raih ini tentunya juga membanggakan sekolah tempatnya menimba ilmu. Ia pun mengungkapkan rasa syukur sekaligus berterima kasih atas apresiasi dan dukungan pihak sekolah. 

“Terima kasih untuk madrasah dan bapak ibu pendidik yang telah mendukung saya sehingga bisa berprestasi pada MTQH kali ini, semoga apa yang saya raih ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan juga bisa memotivasi teman-teman untuk berprestasi,” tutur Fathya. (ce/ram/ko)

Mengenal Khairunnisa Fathya Sari, Juara Lomba Kaligrafi Kontemporer

Kecintaannya akan seni menggambar, mewarnai, dan melukis terbayar dengan raihan prestasi. Khairunnisa Fathya Sari berhasil menjadi juara 1 lomba kaligrafi kontemporer pada ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an & Hadits (MTQH) XXX tingkat Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) di Palangka Raya, beberapa waktu lalu.

AKHMAD DHANI, Palangka Raya

KHAIRUNNISA Fathya Sari tak bisa menutupi kebahagiaannya karena menjadi yang terbaik. Senyumnya terus merekah di atas panggung utama malam itu. Matanya berkaca-kaca tatkala keluarga dan teman-teman bergiliran mengabadikan momen istimewa itu bersama piala yang didapatkannya.

Fathya berhasil menjadi juara pertama lomba kaligrafi Al-Qur’an kontemporer. Sukses mengungguli peserta lain dari 13 kabupaten/kota se-Kalimantan Tengah (Kalteng). 

Dengan meraih juara pertama, remaja putri berusia 17 tahun itu otomatis terpilih menjadi kafilah Provinsi Kalteng untuk berlaga pada MTQH tingkat nasional yang akan diselenggarakan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) pada Oktober mendatang. 

Kepada Kalteng Pos, Fathya menceritakan pengalamannya sejak awal mengenal dunia kaligrafi. Tepatnya saat duduk di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 2 Palangka Raya. Kala itu ia diutus sekolah mengikuti Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) tingkat kota. 

“Awal mulanya ketika saya kelas empat pada tahun 2014 diutus sekolah untuk ikut lomba kaligrafi. Saya kira hanya lomba biasa, tapi saat sampai di tempat lomba, begitu terkejutny saya, ternyata itu STQ tingkat kota,” ujarnya kepada Kalteng Pos. “Waktu itu ada banyak peserta untuk kategori campur, mulai dari umur 5 tahun hingga 35 tahun,” tambahnya. 

Baca Juga :  Warga Tionghoa Apresiasi Perhatian Gubernur Sugianto dan Agustiar

Sejak masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak (TK), Fathya sudah menyukai dunia seni, khususnya seni lukis yang membutuhkan kemampuan menggambar dan mewarnai. 

“Sejak kecil saya memang suka menggambar dan mewarnai, dengan mengikuti lomba bisa menyalurkan hobi,” tuturnya. 

Anak pertama dari dua bersaudara pasangan Muhammad Helmi dan Yuana Zuwairida itu mengaku, awalnya menggeluti kaligrafi hanya untuk menyalurkan hobi melukis. Namun seiring bergulirnya waktu, siswi kelas XII MIPA 1 Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kota Palangka Raya ini justru makin jatuh cinta pada dunia kaligrafi, karena dapat mendalami makna ayat Al-Qur’an yang dilukis. 

“Saya dapat mendalami makna ayat-ayat Al-Qur’an yang saya lukis. Bukan hanya ayat yang dilihat, tapi juga arti dari ayat tersebut berkaitan dengan hal yang dilukis maupun yang diwarnai,” ungkapnya. 

Fathya sudah mengikuti MTQ sejak 2014 lalu. Pada pengalaman pertamanya itu, Fathya bukan mengikuti lomba seni kaligrafi kontemporer seperti yang ia menangkan saat ini, melainkan seni kaligrafi menghias mushaf (bagian naskah Al-Qur’an yang bertulis tangan). Kala itu ia hanya lolos sampai tingkat kota.

“STQ tahun 2014 merupakan pengalaman pertama saya, waktu itu diutus sekolah ikut lomba kategori hiasan mushaf, setelah mendalami kaligrafi kontemporer pada MTQ tahun 2015, saya lolos ke tingkat provinsi, sejak itulah saya mulai menekuni kaligrafi kontemporer,” ujarnya. 

Baca Juga :  Pemko Serahkan Bantuan untuk Perawatan Sandung Ngabe Soekah

Untuk mempersiapkan diri, Fathya berlatih intens selama dua minggu, dengan dibimbing langsung oleh Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Kota Palangka Raya. Satu minggu dibimbing langsung, dan satu minggu berikutnya belajar mandiri di rumah. Sebagai upaya mengembangkan skill, ia berusaha menghasilkan satu karya dalam seminggu.

“Jika ada waktu luang, sebisa mungkin minimal membuat satu karya. Karena untuk hari-hari normal saya fokus sekolah,” ujarnya. 

Keberhasilan perempuan kelahiran 2004 itu memenangkan lomba pada ajang MTQH tingkat provinsi kali ini, membuat pihak sekolah tempatnya menimba ilmu turut berbangga. Apresiasi diutarakan langsung Kepala MAN Kota Palangka Raya H Ahmad Fauzi. “Selamat untuk Khairunnisa Fathya Sari, semoga kemampuannya terus berkembang dan selalu bersemangat untuk mengukir prestasi, sekaligus memotivasi peserta didik lain untuk ikut berprestasi,” ucapnya.

Sebagai seorang peserta didik, Fathya merasa sangat bangga dapat mengukir prestasi. Yang ia raih ini tentunya juga membanggakan sekolah tempatnya menimba ilmu. Ia pun mengungkapkan rasa syukur sekaligus berterima kasih atas apresiasi dan dukungan pihak sekolah. 

“Terima kasih untuk madrasah dan bapak ibu pendidik yang telah mendukung saya sehingga bisa berprestasi pada MTQH kali ini, semoga apa yang saya raih ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan juga bisa memotivasi teman-teman untuk berprestasi,” tutur Fathya. (ce/ram/ko)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/