Rabu, Mei 1, 2024
29.9 C
Palangkaraya

Mega Asri Lestari, Mahasiswi IAIN dengan Segudang Prestasi

Mega Aktif Ikut Lomba sejak SD, Ingin Jadi Akademisi

Sederet prestasi diukir Mega Asri Lestari. Capaian tersebut diraihnya sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD) dan berlanjut hingga perguruan tinggi. Gadis berdarah Sunda itu aktif mengikuti berbagai event dan kegiatan sosial.

 

DHEA UMILATI, Palangka Raya

 

MEMILIKI ambisi untuk menjadi sosok yang bermanfaat bagi orang sekitar adalah impiannya. Gadis bernama lengkap Mega Asri Lestari itu kerap kali mengikuti berbagai perlombaan. Hal tersebut telah ia lakukan sejak masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak. Semenjak itulah ia dibiasakan mengikuti lomba.

“Waktu itu ikut lomba-lomba menyanyi dan model, setelah duduk di bangku sekolah dasar barulah produktif ikut lomba-lomba lainnya,” ucap Mega saat berbincang dengan Kalteng Pos, Senin (15/4).

Gadis yang saat ini tengah menempuh pendidikan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya itu menyebut ada beberapa ajang perlombaan yang pernah diikutinya.

“Sejauh ini lomba yang pernah saya ikut yakni lomba pidato, news anchor, ceramah agama/tausiah, ajang duta, dan lomba karya tulis,” sebutnya.

Menurutnya, mengikuti perlombaan merupakan salah satu caranya untuk mengasah kemampuan diri. Selain itu, dengan berpartisipasi dalam berbagai perlombaan, secara tidak langsung menambah relasi sosialnya.

“Kalau untuk menulis itu lebih ke karya tulis ilmiah, karena memang passion dan minat saya di situ. Selain karya ilmiah umum, saya juga pernah dua kali ikut event karya tulis Al-Qur’an, yakni pada MTQH XXXI Kalteng tahun 2023 dan OASE PTKI II tahun 2023 di UIN Syarifhidayatullah Jakarta,” ungkapnya.

Baca Juga :  Cegah Gabah Keluar Daerah, Kalteng Bangun Pabrik Beras Modern

Sedangkan menulis karya sastra atau karya berbasis imajinatif, Mega mengaku belum pernah mencoba, karena menurutnya ia tidak memiliki kemampuan di bidang tersebut.

Mega telah berhasil menulis buku dan menerbitkan dua karya tulis. Buku pertamanya berjudul Manajemen Komunikasi Organisasi: Perspektif Islam dan Barat dan Sosiologi Komunikasi. Kini ia sedang menunggu penerbitan karya tulisnya yang kedua.

Tak hanya itu, mahasiswa Prodi Komunikasi Penyiaran Islam itu juga kerap menjadi talent untuk lomba-lomba video. Prinsipnya, selagi ada peluang, patut dicoba. Tentunya itu dapat menambah pengalamannya. Dengan begitu, ia bisa menilai sejauh mana kemampuannya, mengevaluasi apa saja yang harus diperbaiki dan apa yang harus ditingkatkan, sehingga dapat terus bergerak maju mengembangkan diri.

Begitu pula dengan tingkat lomba yang telah diikuti. Berdasarkan ceritanya, lomba yang telah diikuti dimulai dari tingkat sekolah, kampus, kota, provinsi, nasional, dan beberapa kali mengikuti konferensi internasional.

“Dulu saat SMP pernah mewakili Kalteng pada kompetisi Pentas PAI Nasional VII tahun 2017 di Banda Aceh cabang lomba Cerdas Cermat Pendidikan Agama Islam,” terangnya.

Sedangkan untuk konferensi ilmiah internasional, Mega pernah mengikuti ajang Borneo Undergraduate Academic Forum (BUAF) tahun 2022 di Banjarmasin dan tahun 2023 di Palangka Raya. Pada kedua event itu ia mendapatkan juara dan mengharumkan nama instansi sebagai Best Presentation dan Best Paper. Tahun 2023 ia juga mengikuti konferensi internasional FUAD Experience Space. Lagi-lagi Mega dinobatkan sebagai Best Presentation.

“Kalau pidato, saya mulai menekuni sejak SMA hingga di bangku kuliah. Pidato bahasa Indonesia, pidato bahasa Inggris, orasi, maupun ceramah agama. Alhamdulillah sudah pernah ikut lomba pidato tingkat kota dan provinsi, beberapa kali dapat juara,” tuturnya.

Baca Juga :  Terus Motivasi Pelajar Untuk Raih Prestasi

Gadis kelahiran 2002 itu juga menambahkan, tahun 2020 lalu ia terpilih dan dikukuhkan oleh Bunda Literasi Kalteng Ivo Yulistra Sabran sebagai peraih runner up Duta Baca Kategori Remaja Provinsi Kalteng.

Dikatakan Mega, motivasinya mengikuti banyak perlombaan adalah untuk membanggakan kedua orang tuanya. Keluarganya selalu memberikan support terhadap apa pun aktivitas positif yang dilakukannya. Sehingga mahasiswa semester 6 itu akan merasa rugi jika tidak mengeksplorasi bakat dan kemampuan yang dimilikinya.

“Dalam hidup saya, saya punya prinsip ‘kenali peluang’. Karena dengan mengenali peluang, pasti ada keinginan untuk mencoba. Dengan makin sering mencoba, maka akan memperkuat nyali kita untuk tidak takut merasakan kegagalan,” ucapnya dengan tegas.

Menurutnya, tidak mesti semua lomba yang diikuti harus menang. Baginya, proseslah yang perlu diapresiasi dan direnungi. Pemenang sejati adalah orang yang tidak takut terhadap kegagalan.

“Rencana saya mau nyari beasiswa untuk lanjut S-2. Kalau ada rezeki, insyaallah langsung lanjut. Kalau belum, mau kerja dulu, nabung untuk melanjutkan pendidikan. Saya pengen banget jadi akademisi, enterpreuner, pokoknya pengen banget jadi wanita karier, juga pengen bisa tetap aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial,” tandasnya. (*/ce/ala)

Sederet prestasi diukir Mega Asri Lestari. Capaian tersebut diraihnya sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD) dan berlanjut hingga perguruan tinggi. Gadis berdarah Sunda itu aktif mengikuti berbagai event dan kegiatan sosial.

 

DHEA UMILATI, Palangka Raya

 

MEMILIKI ambisi untuk menjadi sosok yang bermanfaat bagi orang sekitar adalah impiannya. Gadis bernama lengkap Mega Asri Lestari itu kerap kali mengikuti berbagai perlombaan. Hal tersebut telah ia lakukan sejak masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak. Semenjak itulah ia dibiasakan mengikuti lomba.

“Waktu itu ikut lomba-lomba menyanyi dan model, setelah duduk di bangku sekolah dasar barulah produktif ikut lomba-lomba lainnya,” ucap Mega saat berbincang dengan Kalteng Pos, Senin (15/4).

Gadis yang saat ini tengah menempuh pendidikan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya itu menyebut ada beberapa ajang perlombaan yang pernah diikutinya.

“Sejauh ini lomba yang pernah saya ikut yakni lomba pidato, news anchor, ceramah agama/tausiah, ajang duta, dan lomba karya tulis,” sebutnya.

Menurutnya, mengikuti perlombaan merupakan salah satu caranya untuk mengasah kemampuan diri. Selain itu, dengan berpartisipasi dalam berbagai perlombaan, secara tidak langsung menambah relasi sosialnya.

“Kalau untuk menulis itu lebih ke karya tulis ilmiah, karena memang passion dan minat saya di situ. Selain karya ilmiah umum, saya juga pernah dua kali ikut event karya tulis Al-Qur’an, yakni pada MTQH XXXI Kalteng tahun 2023 dan OASE PTKI II tahun 2023 di UIN Syarifhidayatullah Jakarta,” ungkapnya.

Baca Juga :  Cegah Gabah Keluar Daerah, Kalteng Bangun Pabrik Beras Modern

Sedangkan menulis karya sastra atau karya berbasis imajinatif, Mega mengaku belum pernah mencoba, karena menurutnya ia tidak memiliki kemampuan di bidang tersebut.

Mega telah berhasil menulis buku dan menerbitkan dua karya tulis. Buku pertamanya berjudul Manajemen Komunikasi Organisasi: Perspektif Islam dan Barat dan Sosiologi Komunikasi. Kini ia sedang menunggu penerbitan karya tulisnya yang kedua.

Tak hanya itu, mahasiswa Prodi Komunikasi Penyiaran Islam itu juga kerap menjadi talent untuk lomba-lomba video. Prinsipnya, selagi ada peluang, patut dicoba. Tentunya itu dapat menambah pengalamannya. Dengan begitu, ia bisa menilai sejauh mana kemampuannya, mengevaluasi apa saja yang harus diperbaiki dan apa yang harus ditingkatkan, sehingga dapat terus bergerak maju mengembangkan diri.

Begitu pula dengan tingkat lomba yang telah diikuti. Berdasarkan ceritanya, lomba yang telah diikuti dimulai dari tingkat sekolah, kampus, kota, provinsi, nasional, dan beberapa kali mengikuti konferensi internasional.

“Dulu saat SMP pernah mewakili Kalteng pada kompetisi Pentas PAI Nasional VII tahun 2017 di Banda Aceh cabang lomba Cerdas Cermat Pendidikan Agama Islam,” terangnya.

Sedangkan untuk konferensi ilmiah internasional, Mega pernah mengikuti ajang Borneo Undergraduate Academic Forum (BUAF) tahun 2022 di Banjarmasin dan tahun 2023 di Palangka Raya. Pada kedua event itu ia mendapatkan juara dan mengharumkan nama instansi sebagai Best Presentation dan Best Paper. Tahun 2023 ia juga mengikuti konferensi internasional FUAD Experience Space. Lagi-lagi Mega dinobatkan sebagai Best Presentation.

“Kalau pidato, saya mulai menekuni sejak SMA hingga di bangku kuliah. Pidato bahasa Indonesia, pidato bahasa Inggris, orasi, maupun ceramah agama. Alhamdulillah sudah pernah ikut lomba pidato tingkat kota dan provinsi, beberapa kali dapat juara,” tuturnya.

Baca Juga :  Terus Motivasi Pelajar Untuk Raih Prestasi

Gadis kelahiran 2002 itu juga menambahkan, tahun 2020 lalu ia terpilih dan dikukuhkan oleh Bunda Literasi Kalteng Ivo Yulistra Sabran sebagai peraih runner up Duta Baca Kategori Remaja Provinsi Kalteng.

Dikatakan Mega, motivasinya mengikuti banyak perlombaan adalah untuk membanggakan kedua orang tuanya. Keluarganya selalu memberikan support terhadap apa pun aktivitas positif yang dilakukannya. Sehingga mahasiswa semester 6 itu akan merasa rugi jika tidak mengeksplorasi bakat dan kemampuan yang dimilikinya.

“Dalam hidup saya, saya punya prinsip ‘kenali peluang’. Karena dengan mengenali peluang, pasti ada keinginan untuk mencoba. Dengan makin sering mencoba, maka akan memperkuat nyali kita untuk tidak takut merasakan kegagalan,” ucapnya dengan tegas.

Menurutnya, tidak mesti semua lomba yang diikuti harus menang. Baginya, proseslah yang perlu diapresiasi dan direnungi. Pemenang sejati adalah orang yang tidak takut terhadap kegagalan.

“Rencana saya mau nyari beasiswa untuk lanjut S-2. Kalau ada rezeki, insyaallah langsung lanjut. Kalau belum, mau kerja dulu, nabung untuk melanjutkan pendidikan. Saya pengen banget jadi akademisi, enterpreuner, pokoknya pengen banget jadi wanita karier, juga pengen bisa tetap aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial,” tandasnya. (*/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/