Sabtu, Mei 11, 2024
25.1 C
Palangkaraya

Masyarakat Diimbau Tidak Panic Buying

Jelang Ramadan, Ketersediaan Pangan Aman

PALANGKA RAYA-Menjelang bulan ramadan beberapa minggu lagi, harga-harga bahan pokok disinyalir berpotensi mengalami kenaikan. Hal tersebut terjadi akibat melonjaknya aktivitas jual beli di masyarakat untuk dapat memeriahkan berbagai kegiatan di bulan ramadan.

Melonjaknya aktivitas jual beli saat bulan ramadan terjadi akibat pemikiran mayoritas masyarakat bahwa kebutuhan pokok harus distok agar tidak langka, kendati kondisi persediaan pangan daerah aman-aman saja. Pemikiran tersebut mendorong masyarakat melakukan pembelian secara besar-besaran terhadap kebutuhan pokok. Hal itulah yang menyebabkan melonjaknya harga.

Kondisi demikian dipicu oleh informasi bahwa keadaan pangan tidak aman dan stok pangan terbatas, sehingga harus dibeli secara besar-besaran. Padahal, pemikiran demikian tidaklah benar. Maka dari itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kalteng H Nuryakin meminta peran media massa sebagai sumber informasi agar tidak memberikan informasi negatif yang dapat memicu kepanikan di tengah masyarakat. Utamanya kondisi ekonomi menjelang bulan ramadan.

Baca Juga :  5 Anggota Polda Kalteng Diberhentikan Tidak Hormat, Ini Kasusnya

“Media massa diharapkan dapat membantu memberikan pembe­ritaan yang tidak mengarah pada kepanikan di masyarakat, saya tegaskan, kondisi pangan kita saat ini aman-aman saja,” jelas Sekda saat memberikan arahan dalam rapat evaluasi TPID terhadap hasil rilis BPS terkait inflasi Kalteng Februari 2023 di ruang rapat Bajakah, Kamis (2/3).

Pernyataan bahwa kondisi pangan di Kalteng dalam kondisi aman-aman saja bukanlah tanpa alasan. Dijelaskan Nuryakin, dalam rapat tersebut segenap pihak telah memberikan pernyataan kesiapan dalam menjaga stok pangan dan menyampaikan kondisi stok pangan Kalteng menghadapi bulan ramadan. “Hasilnya, dari apa yang mereka sampaikan, stok kita aman,” ujarnya.

Ia mengakui dalam data terbaru inflasi di Kalteng, harga beras memang menunjukkan kenaikan. Namun, ia memastikan bahwa penyebab kenaikan itu bukan akibat keterbatasan stok, namun karena faktor cuaca yang saat ini tidak menentu sehingga mengganggu distribusi barang antar daerah.

Baca Juga :  Perlu Sinergitas Lintas Sektor dan Pemberdayaan Masyarakat

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng Eko Marsoro. Dikatakannya, perlu peran media massa untuk memberikan informasi positif dan edukasi yang baik kepada masyarakat agar dapat membeli barang dengan bijak menjelang bulan ramadan.

“Jangan sampai terjadi kepanikan sehingga masyarakat membeli banyak barang tanpa memikirkan lonjakan kenaikan harga yang akan ditimbulkan, perlu peran media massa membantu mengedukasi agar masyarakat dapat membeli barang dengan bijak,” tandasnya. (dan/abw)

PALANGKA RAYA-Menjelang bulan ramadan beberapa minggu lagi, harga-harga bahan pokok disinyalir berpotensi mengalami kenaikan. Hal tersebut terjadi akibat melonjaknya aktivitas jual beli di masyarakat untuk dapat memeriahkan berbagai kegiatan di bulan ramadan.

Melonjaknya aktivitas jual beli saat bulan ramadan terjadi akibat pemikiran mayoritas masyarakat bahwa kebutuhan pokok harus distok agar tidak langka, kendati kondisi persediaan pangan daerah aman-aman saja. Pemikiran tersebut mendorong masyarakat melakukan pembelian secara besar-besaran terhadap kebutuhan pokok. Hal itulah yang menyebabkan melonjaknya harga.

Kondisi demikian dipicu oleh informasi bahwa keadaan pangan tidak aman dan stok pangan terbatas, sehingga harus dibeli secara besar-besaran. Padahal, pemikiran demikian tidaklah benar. Maka dari itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kalteng H Nuryakin meminta peran media massa sebagai sumber informasi agar tidak memberikan informasi negatif yang dapat memicu kepanikan di tengah masyarakat. Utamanya kondisi ekonomi menjelang bulan ramadan.

Baca Juga :  5 Anggota Polda Kalteng Diberhentikan Tidak Hormat, Ini Kasusnya

“Media massa diharapkan dapat membantu memberikan pembe­ritaan yang tidak mengarah pada kepanikan di masyarakat, saya tegaskan, kondisi pangan kita saat ini aman-aman saja,” jelas Sekda saat memberikan arahan dalam rapat evaluasi TPID terhadap hasil rilis BPS terkait inflasi Kalteng Februari 2023 di ruang rapat Bajakah, Kamis (2/3).

Pernyataan bahwa kondisi pangan di Kalteng dalam kondisi aman-aman saja bukanlah tanpa alasan. Dijelaskan Nuryakin, dalam rapat tersebut segenap pihak telah memberikan pernyataan kesiapan dalam menjaga stok pangan dan menyampaikan kondisi stok pangan Kalteng menghadapi bulan ramadan. “Hasilnya, dari apa yang mereka sampaikan, stok kita aman,” ujarnya.

Ia mengakui dalam data terbaru inflasi di Kalteng, harga beras memang menunjukkan kenaikan. Namun, ia memastikan bahwa penyebab kenaikan itu bukan akibat keterbatasan stok, namun karena faktor cuaca yang saat ini tidak menentu sehingga mengganggu distribusi barang antar daerah.

Baca Juga :  Perlu Sinergitas Lintas Sektor dan Pemberdayaan Masyarakat

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng Eko Marsoro. Dikatakannya, perlu peran media massa untuk memberikan informasi positif dan edukasi yang baik kepada masyarakat agar dapat membeli barang dengan bijak menjelang bulan ramadan.

“Jangan sampai terjadi kepanikan sehingga masyarakat membeli banyak barang tanpa memikirkan lonjakan kenaikan harga yang akan ditimbulkan, perlu peran media massa membantu mengedukasi agar masyarakat dapat membeli barang dengan bijak,” tandasnya. (dan/abw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/