Sabtu, Mei 18, 2024
30.1 C
Palangkaraya

Penuhi Asupan Air demi Menjaga Kesehatan Ginjal

MANUSIA bisa hidup normal hanya dengan ginjal yang berukuran seperempat. Bayangkan, sekarang cuma seperempat lho! Padahal, bentuk ginjal itu diperkirakan seperti kacang. Kurang lebih 9–10 cm lebarnya.

Ah, kecil saja bentuknya. Gampang deh merawatnya. Namun, faktanya angka pasien dengan penyakit ginjal meningkat. Salah satunya, penyakit ginjal kronis (PGK). Berdasar riset kesehatan dasar (riskesdas) pada 2018, sekitar 3,8 persen penduduk Indonesia menderita PGK.

Angka tersebut naik dari semula 1,8 persen pada riskesdas 2013. Indonesian Renal Registry mencatat, pasien aktif yang menjalani hemodialisis sejumlah 77.892 orang pada 2017. Mayoritas peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Jika ginjal sudah ngambek, siap-siap bahaya akan sowan ke tubuh. Fungsi ginjal pasti terganggu. Dokter Decsa Medika Hartanto SpPD mengatakan, ginjal juga mengatur regulasi cairan. Saat tubuh kekurangan cairan, ginjal akan menjaga tubuh supaya tetap mendapatkan cairan. Sebaliknya, jika tubuh kelebihan cairan, ginjal akan menyeimbangkannya. Jadi, tubuh tetap stabil.

Selain itu, ginjal punya kekuatan lain yang tidak kalah hebatnya dengan Captain America. Mulai mengeluarkan racun dalam tubuh melalui air kemih, regulasi vitamin D yang dibutuhkan tulang, menghasilkan hormon yang mengatur tekanan darah dan mengontrol produksi sel darah merah, hingga pengatur tekanan darah.

Lantas, bagaimana merawat ginjal? Mudah. Penuhi kebutuhan air per hari. Decsa menjelaskan, ada cara menghitung asupan air yang harus dipenuhi. Yaitu, berat badan (BB) dikalikan 30. Misalnya, BB 75 kilogram dikali 30, maka 2.250. Kemudian, hasil akhir ditambah 500. Itu artinya, untuk BB 75 kilogram, asupan air yang masuk sekitar 2.750 cc.

Jika terlalu banyak minum, lebih dari takaran, kinerja ginjal lebih berat. Decsa menyampaikan, apabila ada tambahan aktivitas yang dinilai berat, konsumsi air bisa ditambah. ”Air yang bagus apa? Yang tidak berwarna, tak berasa, dan tidak bau,” imbuhnya.

Baca Juga :  Riyo Pungki Irawan, Dokter di Balik Layanan Konsultasi Covid-19 Gratis, Ada Saja Yang Bertanya, ”Sudah Punya Pacar, Dok?”

Selain perlu memperhatikan konsumsi minum, tekanan darah wajib dipantau. Tekanan darah yang tinggi dapat meningkatkan risiko masalah ginjal dan jantung. Termasuk gula darah dalam tubuh (diabetes).

Menurut Decsa, diabetes merupakan mother of disease. Diabetes menyerang banyak organ. Tidak terkecuali ginjal. Berbeda lagi ketika gula darah tubuh terkontrol. Dengan begitu, akan meminimalisasi komplikasi pada ginjal. ”Konsumsi obat diabetes dengan rutin bisa membantu untuk menjaga tekanan gula darah dan kesehatan ginjal,” ungkapnya.

ADA begitu banyak pertanyaan yang berseliweran tentang ginjal bukan? Tetap hati-hati, pastikan informasi yang didapat bukan kabar bohong (hoax), ya. Sekarang, mari simak obrolan tanya-jawab Jawa Pos bareng dr Decsa Medika Hartanto SpPD di bawah ini.

Q: Apa gangguan fungsi ginjal yang paling banyak ditemukan?

A: Ada tiga gangguan fungsi ginjal yang sering ditemui. Yakni, ginjal kronis, sindrom nefrotik, dan gagal ginjal akut. Penyakit ginjal kronis ini yang sering dijumpai dan dibagi menjadi 5 stadium. Nah, stadium akhirnya ini yang kemungkinan menjalani cuci darah.

Q: Bagaimana dengan sindrom nefrotik, Dok?

A: Sindrom nefrotik ini adanya kebocoran protein dari ginjal. Kemudian, mengakibatkan terjadinya bengkak seluruh tubuh, badan lemas, hingga kolesterol bisa tinggi.

Q: Apa perbedaan gagal ginjal akut dengan ginjal kronis?

A: Gagal ginjal akut adalah gangguan fungsi ginjal yang sifat gangguannya sementara dan bisa kembali. Dengan catatan dilakukan terapi secara baik dan benar.

Q: Bagaimana kondisi ginjal ketika mengalami gagal ginjal?

A: Ginjal akan mengalami kegagalan fungsi dalam menjalankan regulasi sehari-hari. Sehingga, jika tidak berfungsi, harus ada terapi pengganti ginjal seperti hemodialisis, CAPD, atau transplantasi. Sebagian besar orang yang sudah jatuh pada stadium 5 ini, ginjal sudah tidak dapat menjalankan fungsinya.

Baca Juga :  Penuhi Nutrisi dan Olah Raga yang Konsisten untuk Jaga Kesehatan

Q: Apakah meminum obat antibiotik bisa merusak ginjal?

A: Nah, selama ginjalnya sehat, minum sesuai aturan dan dosis jelas aman. Namun, jika ginjalnya sedang ada masalah, itu yang harus diperhatikan. Antibiotik tadi harus diatur. Seperti dosisnya, jarak minum, dan lama minumnya. Apabila masih ragu, bisa tanya konsultasi kembali ke dokter.

Q: Dok, berarti sama sekali tidak boleh minum yang berwarna atau berasa? Misalnya, boba begitu?

A: Boleh kok. Asal yang dominan ya tetap air putih. Hehe.

Q: Bagaimana cara melihat tubuh kekurangan cairan?

A: Bisa dilihat dari warna air kencing. Loh, kok kuning banget. Segera minum air putih. Gampang haus atau lemas. Jika tidak perhatian, maka akan gampang kena infeksi saluran kencing hingga batu di saluran.

Q: Dok, saya suka minum jamu tradisional. Bagaimana, Dok? Aman?

A: Tidak masalah. Asal, perhatikan label pada jamu. Kemudian, ketika mengonsumsi jamu, organ tubuh dalam keadaan baik. Yang terakhir, tetap perhatikan asupan air putih.(sam/c13/tia/jpg)

FUN FACTS GINJAL

– Bentuknya mirip kacang, lho. Lokasinya terletak di sepanjang dinding otot bagian belakang (otot posterior rongga perut).

– Posisi tepatnya di sisi kanan dan kiri karena manusia memiliki dua ginjal.

– Ukuran ginjal kurang lebih 9–10 cm.

– Ginjal bekerja selama 24 jam. Jadi, tidak benar jika ginjal bekerja hanya beberapa jam.

– Teman baik ginjal itu air yang tidak berasa dan bening. Bukan yang berwarna.

– Ginjal itu dilindungi tulang rusuk dan otot punggung manusia.

Diolah berbagai sumber

MANUSIA bisa hidup normal hanya dengan ginjal yang berukuran seperempat. Bayangkan, sekarang cuma seperempat lho! Padahal, bentuk ginjal itu diperkirakan seperti kacang. Kurang lebih 9–10 cm lebarnya.

Ah, kecil saja bentuknya. Gampang deh merawatnya. Namun, faktanya angka pasien dengan penyakit ginjal meningkat. Salah satunya, penyakit ginjal kronis (PGK). Berdasar riset kesehatan dasar (riskesdas) pada 2018, sekitar 3,8 persen penduduk Indonesia menderita PGK.

Angka tersebut naik dari semula 1,8 persen pada riskesdas 2013. Indonesian Renal Registry mencatat, pasien aktif yang menjalani hemodialisis sejumlah 77.892 orang pada 2017. Mayoritas peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Jika ginjal sudah ngambek, siap-siap bahaya akan sowan ke tubuh. Fungsi ginjal pasti terganggu. Dokter Decsa Medika Hartanto SpPD mengatakan, ginjal juga mengatur regulasi cairan. Saat tubuh kekurangan cairan, ginjal akan menjaga tubuh supaya tetap mendapatkan cairan. Sebaliknya, jika tubuh kelebihan cairan, ginjal akan menyeimbangkannya. Jadi, tubuh tetap stabil.

Selain itu, ginjal punya kekuatan lain yang tidak kalah hebatnya dengan Captain America. Mulai mengeluarkan racun dalam tubuh melalui air kemih, regulasi vitamin D yang dibutuhkan tulang, menghasilkan hormon yang mengatur tekanan darah dan mengontrol produksi sel darah merah, hingga pengatur tekanan darah.

Lantas, bagaimana merawat ginjal? Mudah. Penuhi kebutuhan air per hari. Decsa menjelaskan, ada cara menghitung asupan air yang harus dipenuhi. Yaitu, berat badan (BB) dikalikan 30. Misalnya, BB 75 kilogram dikali 30, maka 2.250. Kemudian, hasil akhir ditambah 500. Itu artinya, untuk BB 75 kilogram, asupan air yang masuk sekitar 2.750 cc.

Jika terlalu banyak minum, lebih dari takaran, kinerja ginjal lebih berat. Decsa menyampaikan, apabila ada tambahan aktivitas yang dinilai berat, konsumsi air bisa ditambah. ”Air yang bagus apa? Yang tidak berwarna, tak berasa, dan tidak bau,” imbuhnya.

Baca Juga :  Riyo Pungki Irawan, Dokter di Balik Layanan Konsultasi Covid-19 Gratis, Ada Saja Yang Bertanya, ”Sudah Punya Pacar, Dok?”

Selain perlu memperhatikan konsumsi minum, tekanan darah wajib dipantau. Tekanan darah yang tinggi dapat meningkatkan risiko masalah ginjal dan jantung. Termasuk gula darah dalam tubuh (diabetes).

Menurut Decsa, diabetes merupakan mother of disease. Diabetes menyerang banyak organ. Tidak terkecuali ginjal. Berbeda lagi ketika gula darah tubuh terkontrol. Dengan begitu, akan meminimalisasi komplikasi pada ginjal. ”Konsumsi obat diabetes dengan rutin bisa membantu untuk menjaga tekanan gula darah dan kesehatan ginjal,” ungkapnya.

ADA begitu banyak pertanyaan yang berseliweran tentang ginjal bukan? Tetap hati-hati, pastikan informasi yang didapat bukan kabar bohong (hoax), ya. Sekarang, mari simak obrolan tanya-jawab Jawa Pos bareng dr Decsa Medika Hartanto SpPD di bawah ini.

Q: Apa gangguan fungsi ginjal yang paling banyak ditemukan?

A: Ada tiga gangguan fungsi ginjal yang sering ditemui. Yakni, ginjal kronis, sindrom nefrotik, dan gagal ginjal akut. Penyakit ginjal kronis ini yang sering dijumpai dan dibagi menjadi 5 stadium. Nah, stadium akhirnya ini yang kemungkinan menjalani cuci darah.

Q: Bagaimana dengan sindrom nefrotik, Dok?

A: Sindrom nefrotik ini adanya kebocoran protein dari ginjal. Kemudian, mengakibatkan terjadinya bengkak seluruh tubuh, badan lemas, hingga kolesterol bisa tinggi.

Q: Apa perbedaan gagal ginjal akut dengan ginjal kronis?

A: Gagal ginjal akut adalah gangguan fungsi ginjal yang sifat gangguannya sementara dan bisa kembali. Dengan catatan dilakukan terapi secara baik dan benar.

Q: Bagaimana kondisi ginjal ketika mengalami gagal ginjal?

A: Ginjal akan mengalami kegagalan fungsi dalam menjalankan regulasi sehari-hari. Sehingga, jika tidak berfungsi, harus ada terapi pengganti ginjal seperti hemodialisis, CAPD, atau transplantasi. Sebagian besar orang yang sudah jatuh pada stadium 5 ini, ginjal sudah tidak dapat menjalankan fungsinya.

Baca Juga :  Penuhi Nutrisi dan Olah Raga yang Konsisten untuk Jaga Kesehatan

Q: Apakah meminum obat antibiotik bisa merusak ginjal?

A: Nah, selama ginjalnya sehat, minum sesuai aturan dan dosis jelas aman. Namun, jika ginjalnya sedang ada masalah, itu yang harus diperhatikan. Antibiotik tadi harus diatur. Seperti dosisnya, jarak minum, dan lama minumnya. Apabila masih ragu, bisa tanya konsultasi kembali ke dokter.

Q: Dok, berarti sama sekali tidak boleh minum yang berwarna atau berasa? Misalnya, boba begitu?

A: Boleh kok. Asal yang dominan ya tetap air putih. Hehe.

Q: Bagaimana cara melihat tubuh kekurangan cairan?

A: Bisa dilihat dari warna air kencing. Loh, kok kuning banget. Segera minum air putih. Gampang haus atau lemas. Jika tidak perhatian, maka akan gampang kena infeksi saluran kencing hingga batu di saluran.

Q: Dok, saya suka minum jamu tradisional. Bagaimana, Dok? Aman?

A: Tidak masalah. Asal, perhatikan label pada jamu. Kemudian, ketika mengonsumsi jamu, organ tubuh dalam keadaan baik. Yang terakhir, tetap perhatikan asupan air putih.(sam/c13/tia/jpg)

FUN FACTS GINJAL

– Bentuknya mirip kacang, lho. Lokasinya terletak di sepanjang dinding otot bagian belakang (otot posterior rongga perut).

– Posisi tepatnya di sisi kanan dan kiri karena manusia memiliki dua ginjal.

– Ukuran ginjal kurang lebih 9–10 cm.

– Ginjal bekerja selama 24 jam. Jadi, tidak benar jika ginjal bekerja hanya beberapa jam.

– Teman baik ginjal itu air yang tidak berasa dan bening. Bukan yang berwarna.

– Ginjal itu dilindungi tulang rusuk dan otot punggung manusia.

Diolah berbagai sumber

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/