Minggu, Mei 19, 2024
23.9 C
Palangkaraya

Lestarikan Budaya Lewat Festival Habaring Hurung

SAMPIT-Festival Habaring Hurung yang merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan oleh pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) memberikan dampak positif terhadap eksistensi budaya lokal yang ada di wilayah itu. Pasalnya, festival yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) tersebut memberikan wadah untuk mengenalkan kembali budaya lokal ke khalayak ramai.

“Budaya kita punya nilai adiluhur yang harus dijaga dan dilestarikan. Untuk itu, acara ini bisa menjadi wadah untuk memperkenalkannya kepada masyarakat agar tidak pudar,” ujar Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Kotim Alang Arianto, Jumat (10/3).

Menurutnya saat ini pemerintah daerah tengah fokus membangun daerah dari berbagai sektor. Salah satu sektor yang difokuskan adalah pariwisata. Untuk itu, penting agar terus menghidupkan kebudayaan lokal agar menjadi daya tarik tersendiri. Sehingga budaya tersebut dapat menarik orang dari luar daerah untuk berwisata ke Kotim.

Baca Juga :  1.000 Bidang Tanah Akan Diretribusikan

“Festival Habaring Hurung ini juga menjadi ajang promosi bagi pariwisata kita. Sehingga, dengan melestarikan budaya kita, bisa menjadi magnet orang dari luar daerah untuk berwisata ke daerah ini,” ucap Alang.

Sementara itu, Kepala Disbudpar Kotim Ellena Rosie mengatakan, festival yang berlangsung di Taman Kota Sampit tersebut juga sebagai ajang untuk mencari bibit penerus kearifan budaya lokal agar bisa dibina dan bisa meregenerasikan kembali budaya tersebut secara turun temurun. Selain itu, hal tersebut juga sebagai upaya untuk mencegah masuknya budaya asing yang dapat merusak bahkan menghilangkan budaya yang ada.

“Festival ini juga sebagai wadah untuk mencari bibit-bibit yang bisa melestarikan budaya kita agar bisa kembali diwariskan dan tidak terkikis arus perkembangan zaman,” kata Rosie
Dirinya mengatakan, ada 18 cabang lomba kebudayaan yang digelar selama acara tersebut berlangsung. Mereka yang dinyatakan menang akan kembali diperlombakan dalam festival budaya Isen Mulang di Kota Palangka Raya Mei mendatang. 18 cabang lomba tersebut yaitu bagasing, balogo, manyumpit, malamang, magenta, dayung tradisonal, besei kambe, mengaruhi, sepak sawut, lawang sakepeng, karungut, tari pesisir,tari pedalaman, menetek kayu, wayang banjar, pemilihan putra putri pariwisata.

Baca Juga :  DPRD Apresiasi Desa Bagendang Hilir

“Mereka yang menang hari ini, akan mewakili Kabupaten Kotim dalam festival Isen Mulang di Kota Palangka Raya bulan Mei nanti, maka diharapkan dapat mengharumkan nama Kabupaten Kotim nantinya,” tutupnya.(bah/ans)

SAMPIT-Festival Habaring Hurung yang merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan oleh pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) memberikan dampak positif terhadap eksistensi budaya lokal yang ada di wilayah itu. Pasalnya, festival yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) tersebut memberikan wadah untuk mengenalkan kembali budaya lokal ke khalayak ramai.

“Budaya kita punya nilai adiluhur yang harus dijaga dan dilestarikan. Untuk itu, acara ini bisa menjadi wadah untuk memperkenalkannya kepada masyarakat agar tidak pudar,” ujar Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Kotim Alang Arianto, Jumat (10/3).

Menurutnya saat ini pemerintah daerah tengah fokus membangun daerah dari berbagai sektor. Salah satu sektor yang difokuskan adalah pariwisata. Untuk itu, penting agar terus menghidupkan kebudayaan lokal agar menjadi daya tarik tersendiri. Sehingga budaya tersebut dapat menarik orang dari luar daerah untuk berwisata ke Kotim.

Baca Juga :  1.000 Bidang Tanah Akan Diretribusikan

“Festival Habaring Hurung ini juga menjadi ajang promosi bagi pariwisata kita. Sehingga, dengan melestarikan budaya kita, bisa menjadi magnet orang dari luar daerah untuk berwisata ke daerah ini,” ucap Alang.

Sementara itu, Kepala Disbudpar Kotim Ellena Rosie mengatakan, festival yang berlangsung di Taman Kota Sampit tersebut juga sebagai ajang untuk mencari bibit penerus kearifan budaya lokal agar bisa dibina dan bisa meregenerasikan kembali budaya tersebut secara turun temurun. Selain itu, hal tersebut juga sebagai upaya untuk mencegah masuknya budaya asing yang dapat merusak bahkan menghilangkan budaya yang ada.

“Festival ini juga sebagai wadah untuk mencari bibit-bibit yang bisa melestarikan budaya kita agar bisa kembali diwariskan dan tidak terkikis arus perkembangan zaman,” kata Rosie
Dirinya mengatakan, ada 18 cabang lomba kebudayaan yang digelar selama acara tersebut berlangsung. Mereka yang dinyatakan menang akan kembali diperlombakan dalam festival budaya Isen Mulang di Kota Palangka Raya Mei mendatang. 18 cabang lomba tersebut yaitu bagasing, balogo, manyumpit, malamang, magenta, dayung tradisonal, besei kambe, mengaruhi, sepak sawut, lawang sakepeng, karungut, tari pesisir,tari pedalaman, menetek kayu, wayang banjar, pemilihan putra putri pariwisata.

Baca Juga :  DPRD Apresiasi Desa Bagendang Hilir

“Mereka yang menang hari ini, akan mewakili Kabupaten Kotim dalam festival Isen Mulang di Kota Palangka Raya bulan Mei nanti, maka diharapkan dapat mengharumkan nama Kabupaten Kotim nantinya,” tutupnya.(bah/ans)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/