Rabu, Mei 8, 2024
28.4 C
Palangkaraya

Beragam Pesan Gus Miftah pada Tablig Akbar Kebangsaan di Palangka Raya --sub

Tausiyah Gus Miftah Membawa Semangat Persatuan dan Kebersamaan di Kalteng

Lebih dua jam lamanya, Gus Miftah berceramah di hadapan ratusan jemaah yang memenuhi sekitar Padepokan Joglo DTT Cokro Tunggal, Jalan Gurame II-A, Palangka Raya, Senin malam (9/1/2023). Banyak pesan yang bisa dipetik dari tausiah untuk diterapkan dalam kehidupan.

IRPAN JURAYZ, Palangka Raya

LANTUNAN selawat mengiringi langkah Gus Miftah menuju panggung. Para jemaah dari yang tua hingga anak-anak, menyambut hangat kehadiran pemimpin Pondok Pesantren Ora Aji Yogyakarta itu. Meski sempat diguyur hujan, tapi tak menyurutkan animo jemaah untuk mendengarkan langsung ceramah dari ulama kelahiran Lampung itu.

Di atas panggung, Gus Miftah disambut Wakil Gubernur Kalteng Edy Pratowo, Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin, Kapolresta Palangka Raya Kombes Pol Budi Santosa, Habib Ismail bin Yahya, Kajari Palangka Raya Totok Bambang Sapto Dwidjo, tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat.

Kehadiran pendakwah berusia 41 tahun di Palangka Raya ini untuk menghadiri Tablig Akbar Kebangsaan dalam rangka peringatan hari jadi alumni Bintara Polri tahun 2000 DTT-SMDE ke-22 bersama Community DTT Cokro Tunggal. Tema malam itu adalah Nasionalisme Kebersamaan dalam Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara.

“Tablig Akbar Kebangsaan digelar sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah Swt dan rasa cinta serta terima kasih kami kepada seluruh warga Tambun Bungai,” ucap Ketua Panitia Tablig Akbar Kebangsaan, Aipda Ari Santoso.

Baca Juga :  Polda Kalteng Turut Meriahkan Kalteng Expo

DTT Cokro Tunggal merupakan paguyuban atau komunitas para sopir truk, penjual sayur, polisi, pegawai negeri sipil, petani, pekebun, seniman, dan lainnya yang bergerak di bidang pendidikan, ekonomi, sosial, maupun budaya.

Pihaknya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, baik berupa pemikiran, ide, tenaga, maupun materi, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga berakhirnya kegiatan. “Kegiatan ini bisa terlaksana karena adanya rasa kebersamaan, persaudaraan dalam lintas agama dan suku yang terjalin erat dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika,” tambah alumnus Bintara Polri tahun 2000 DTT-SMDE ke-22 bersama dengan Community DTT Cokro Tunggal Prof Ahmad Dakhoir, didampingi Kompol Wahyu Edi Prianto.

Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Kalteng Edy Pratowo mengaku kagum dengan sosok ulama kondang yang identik dengan belangkon dan kacamatanya itu. Ia menyebut, kehadiran Gus Miftah di Kota Cantik memberikan dampak positif. Penyejuk hati. Memberikan semangat dalam beribadah dan menjalankan pekerjaan atau tugas agar lebih baik, terutama dalam membangun Kalteng.

“Kehadiran beliau memberikan angin sejuk kepada masyarakat Palangka Raya,” katanya seraya mengucapkan selamat atas hari jadi alumni Bintara Polri tahun 2000 DTT-SMDE ke-22 bersama dengan Community DTT Cokro Tunggal.

Baca Juga :  Pemenang Jalan Sehat Kalteng Pos Berangkat ke Yerusalem

Sementara itu, dalam ceramahnya, ulama yang bernama lengkap KH Miftah Maulana Habiburrahman itu membahas banyak materi positif. Mulai dari mengajak masyarakat untuk tidak lupa menjalankan perintah Allah Swt, cinta tanah air, sampai mengajak untuk patuh terhadap orang tua. Tausiah dibawakan dengan gaya khasnya. Ada candaan dan sedikit dibumbui gaya slengean.

Pemimpin Pondok Pesantren Ora Aji Yogyakarta itu mengajak masyarakat untuk bekerja dengan jujur. Tidak memberikan uang haram kepada anak dan istri. Memanfaatkan waktu untuk berbuat kebaikan.

Selain itu, pendakwah yang sempat viral karena ceramah di lokalisasi itu juga mengajak masyarakat untuk berpandangan objektif terhadap pemerintah.

“Kita harus mendukung pemerintah selagi program tersebut memang bagus. Saya juga tidak segan-segan untuk mengkritik pemerintah kalau memang salah,” tegasnya.

Selain itu, Gus Miftah juga menggelorakan semangat persatuan dan kesatuan dalam ceramahnya. Nasionalisme, rasa cinta tanah air, dan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia harus ditanamkan dalam hati tiap orang. Termasuk bagaimana memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara, karena keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesai (NKRI) menjadi harga mati. (ce/ram)

Lebih dua jam lamanya, Gus Miftah berceramah di hadapan ratusan jemaah yang memenuhi sekitar Padepokan Joglo DTT Cokro Tunggal, Jalan Gurame II-A, Palangka Raya, Senin malam (9/1/2023). Banyak pesan yang bisa dipetik dari tausiah untuk diterapkan dalam kehidupan.

IRPAN JURAYZ, Palangka Raya

LANTUNAN selawat mengiringi langkah Gus Miftah menuju panggung. Para jemaah dari yang tua hingga anak-anak, menyambut hangat kehadiran pemimpin Pondok Pesantren Ora Aji Yogyakarta itu. Meski sempat diguyur hujan, tapi tak menyurutkan animo jemaah untuk mendengarkan langsung ceramah dari ulama kelahiran Lampung itu.

Di atas panggung, Gus Miftah disambut Wakil Gubernur Kalteng Edy Pratowo, Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin, Kapolresta Palangka Raya Kombes Pol Budi Santosa, Habib Ismail bin Yahya, Kajari Palangka Raya Totok Bambang Sapto Dwidjo, tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat.

Kehadiran pendakwah berusia 41 tahun di Palangka Raya ini untuk menghadiri Tablig Akbar Kebangsaan dalam rangka peringatan hari jadi alumni Bintara Polri tahun 2000 DTT-SMDE ke-22 bersama Community DTT Cokro Tunggal. Tema malam itu adalah Nasionalisme Kebersamaan dalam Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara.

“Tablig Akbar Kebangsaan digelar sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah Swt dan rasa cinta serta terima kasih kami kepada seluruh warga Tambun Bungai,” ucap Ketua Panitia Tablig Akbar Kebangsaan, Aipda Ari Santoso.

Baca Juga :  Polda Kalteng Turut Meriahkan Kalteng Expo

DTT Cokro Tunggal merupakan paguyuban atau komunitas para sopir truk, penjual sayur, polisi, pegawai negeri sipil, petani, pekebun, seniman, dan lainnya yang bergerak di bidang pendidikan, ekonomi, sosial, maupun budaya.

Pihaknya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, baik berupa pemikiran, ide, tenaga, maupun materi, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga berakhirnya kegiatan. “Kegiatan ini bisa terlaksana karena adanya rasa kebersamaan, persaudaraan dalam lintas agama dan suku yang terjalin erat dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika,” tambah alumnus Bintara Polri tahun 2000 DTT-SMDE ke-22 bersama dengan Community DTT Cokro Tunggal Prof Ahmad Dakhoir, didampingi Kompol Wahyu Edi Prianto.

Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Kalteng Edy Pratowo mengaku kagum dengan sosok ulama kondang yang identik dengan belangkon dan kacamatanya itu. Ia menyebut, kehadiran Gus Miftah di Kota Cantik memberikan dampak positif. Penyejuk hati. Memberikan semangat dalam beribadah dan menjalankan pekerjaan atau tugas agar lebih baik, terutama dalam membangun Kalteng.

“Kehadiran beliau memberikan angin sejuk kepada masyarakat Palangka Raya,” katanya seraya mengucapkan selamat atas hari jadi alumni Bintara Polri tahun 2000 DTT-SMDE ke-22 bersama dengan Community DTT Cokro Tunggal.

Baca Juga :  Pemenang Jalan Sehat Kalteng Pos Berangkat ke Yerusalem

Sementara itu, dalam ceramahnya, ulama yang bernama lengkap KH Miftah Maulana Habiburrahman itu membahas banyak materi positif. Mulai dari mengajak masyarakat untuk tidak lupa menjalankan perintah Allah Swt, cinta tanah air, sampai mengajak untuk patuh terhadap orang tua. Tausiah dibawakan dengan gaya khasnya. Ada candaan dan sedikit dibumbui gaya slengean.

Pemimpin Pondok Pesantren Ora Aji Yogyakarta itu mengajak masyarakat untuk bekerja dengan jujur. Tidak memberikan uang haram kepada anak dan istri. Memanfaatkan waktu untuk berbuat kebaikan.

Selain itu, pendakwah yang sempat viral karena ceramah di lokalisasi itu juga mengajak masyarakat untuk berpandangan objektif terhadap pemerintah.

“Kita harus mendukung pemerintah selagi program tersebut memang bagus. Saya juga tidak segan-segan untuk mengkritik pemerintah kalau memang salah,” tegasnya.

Selain itu, Gus Miftah juga menggelorakan semangat persatuan dan kesatuan dalam ceramahnya. Nasionalisme, rasa cinta tanah air, dan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia harus ditanamkan dalam hati tiap orang. Termasuk bagaimana memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara, karena keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesai (NKRI) menjadi harga mati. (ce/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/