Minggu, Mei 5, 2024
25.2 C
Palangkaraya

Pembentuk Rasa Khas Kuliner Suroboyo, Patokannya Petis Harus Enak!

Rujak Cingur Genteng Durasim berdiri sejak 1938.

Bermula dari Mbah Woro, nenek Hendri yang asli Madura. Kualitas cingurnya dengan tekstur lembut kenyil-kenyil, bersih, dan tidak berbau itu terus dijaga. Membuatnya pas saat disantap dengan baluran bumbu kacang dan petis.

Apalagi ditambah irisan buah segar dan sayuran yang renyah. Kuliner yang satu ini cocok dimakan saat siang. Rasanya yang gurih dan manis dari petis serta parutan pisang klutuk muda menjadikan bumbu rujak cingur memiliki cita rasa otentik. Rasa uniknya bisa diterima orang luar Jawa sekalipun.

Salah satunya Bupati Kepulauan Yapen, Papua Tengah, Tonny Tesar. Saat berkunjung ke Jatim, Tonny selalu menyempatkan makan di sini. Menurut dia, perpaduan antara buah, sayuran, dan cingur menghasilkan sensasi rasa yang bikin kangen. “Ditambah bumbunya yang kental itu. Saya pasti mampir. Rasanya unik dan tidak ada di Papua,” ungkapnya.

Baca Juga :  Tiga Terdakwa Tipikor Kontainer Divonis Lepas, Hakim: Negara Tak dirugikan

“Kresss,” begitulah tekstur renyahnya taoge pada suapan pertama. Kuah beningnya gurih, aroma bawang putih menguar. Ciri khas itulah yang membuat pengunjung selalu datang kembali. Termasuk rasa dari sambal petis yang pedas manis.

Ada banyak penjual lontong balap di Surabaya. Masing-masing punya ciri khas. Kuliner lontong balap terdiri dari lontong, lentho, tahu, dan taoge. Agar tekstur taoge bisa tetap segar dan renyah, ada cara khusus. Sebab, saat disajikan harus tetap hangat.

“Pengapian harus stabil agar sayur tidak mudah layu,” ungkap pengelola Lontong Balap Rajawali Hasim Miranto. Dia menggunakan arang sehingga aromanya wangi.

Rujak Cingur Genteng Durasim berdiri sejak 1938.

Bermula dari Mbah Woro, nenek Hendri yang asli Madura. Kualitas cingurnya dengan tekstur lembut kenyil-kenyil, bersih, dan tidak berbau itu terus dijaga. Membuatnya pas saat disantap dengan baluran bumbu kacang dan petis.

Apalagi ditambah irisan buah segar dan sayuran yang renyah. Kuliner yang satu ini cocok dimakan saat siang. Rasanya yang gurih dan manis dari petis serta parutan pisang klutuk muda menjadikan bumbu rujak cingur memiliki cita rasa otentik. Rasa uniknya bisa diterima orang luar Jawa sekalipun.

Salah satunya Bupati Kepulauan Yapen, Papua Tengah, Tonny Tesar. Saat berkunjung ke Jatim, Tonny selalu menyempatkan makan di sini. Menurut dia, perpaduan antara buah, sayuran, dan cingur menghasilkan sensasi rasa yang bikin kangen. “Ditambah bumbunya yang kental itu. Saya pasti mampir. Rasanya unik dan tidak ada di Papua,” ungkapnya.

Baca Juga :  Tiga Terdakwa Tipikor Kontainer Divonis Lepas, Hakim: Negara Tak dirugikan

“Kresss,” begitulah tekstur renyahnya taoge pada suapan pertama. Kuah beningnya gurih, aroma bawang putih menguar. Ciri khas itulah yang membuat pengunjung selalu datang kembali. Termasuk rasa dari sambal petis yang pedas manis.

Ada banyak penjual lontong balap di Surabaya. Masing-masing punya ciri khas. Kuliner lontong balap terdiri dari lontong, lentho, tahu, dan taoge. Agar tekstur taoge bisa tetap segar dan renyah, ada cara khusus. Sebab, saat disajikan harus tetap hangat.

“Pengapian harus stabil agar sayur tidak mudah layu,” ungkap pengelola Lontong Balap Rajawali Hasim Miranto. Dia menggunakan arang sehingga aromanya wangi.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/